financial price in kapur IX

Sabtu, 20 April 2013


 Kapur IX famous with gambier living hood, it was great farm in kapur IX almost all the people in kapur IX has gambier.. today gambier got economic slum because gambier has cheaper price it has bad effect for kapur IX farm.... 
Posted by Awingsanara 9 juli 2000 kapur sembilan terenal dengan petani gamir, sekarang gambir menjadi pembicaran di masyarat karna terjadinya penurunan harga gambir di tingkat pemasyaran di daerah kapur IX

Jika tidak secepatnya dicarikan solusi bagi petani gambir di Kapur Sembilan, sangat berdampak negatif bagi perekonomian dan kehidupan masyarakat. Harga gambir yang terus merosot membuat membuat para petani cemas, Terakhir harga gambir merosot hingga Rp. 12.000 per kilogramnya, dari harga semula Rp. 26.000. Disebagian nagari di Kapur Sembilan lainnya yaitu Kotolamo juga ada harga gambir yang merosot hingga 6000 per kilogramnya, jika kondisi ini masih berlanjut sangat dikhawatirkan terhadapt kehidupan masyarakat Kapur Sembilan, di bidang perekonomian terutama terrlihat dampaknya, dan pada dunia pendididkan juga berpengaruh. Diprediksi jika harga gambir tidak naik dalam beberapa bulan kedepan, maka bisa dipastikan akan sangat sedikit sekali lulusan SMA yang berasal dari Kapur Sembilan tidak bisa melanjutkan ke Perguruan tinggi, "Pocaro ka kuliah, gambigh tu ndk diboli urang le", salah satu komentar orang tua yang anaknya lagi menempuh perkuliahan di Kota Padang.
Sat ini datang lagi masalah baru bagi petani, sudahlah harga yang sangat rendah, ditambah dengan tidak adanya lagi pengumpul yang mau membeli gambir tersebut, itu disebabkan karena sebagaian besar gudang dari para pengumpul telah penuh, tidak ada lagi tempat untuk menyimpan gambir itu, sedangkan beberapa bulan terakhir gambir tidak di ekspor, semuanya menumpuk di gudang kata salah seorang pengumpul dari Muaro Paiti.
Memang sangat berat masalah ekonomi yang saat ini dihadapi oleh masyarakat kapur sembilan, semoga para pelajar dan mahasiswa dari Kapur Sembilan bisa menyikapu ini dengan baik dan lebih kreatif dan lebih bijaksana dalam perkuliahan karena perekonomian yang sedang meroosot tajam.(Faradika)

Asyiknya Berwisata di Payakumbuh-50 Kota


REP | 10 March 2012 | 01:19 Dibaca: 1750   Komentar: 2   1 aktual
Pernahkah anda mendengar Kabupaten 50 Kota? Atau kota Payakumbuh? Dimanakah itu? Masih di indonesiakah? Jelas masih. Kota dan kabupaten ini keduanya bagian dari wilayah administratif provinsi Sumatera Barat. Agar anda lebih paham mengenai seluk beluk kota Payakumbuh dan Kabupaten 50 Kota, dan tidak bertanya-tanya kenapa disebut 50 Kota silahkan untuk mengklik link yang telah ditautkan. Karena jika dijelaskan satu persatu akan menghabiskan banyak waktu. Tulisan ini akan sangat panjang jadinya.
Mungkin tidak banyak orang dari daerah lain mengenal yang namanya Kabupaten 50 Kota. Orang mungkin akan lebih cepat ingat dengan payakumbuh mungkin karena sudah menjadi “kota”. Biasanya pamor kota akan menjadi daya tarik tersendiri dikalangan masyarakat. Kadang orang-orang dari Kabupaten 50 Kota jika keluar daerah misalnya mereka akan mengatakan kalau mereka berasal dari Payakumbuh. Padahal sebebarnya dari Kabupaten 50 Kota. Mungkin orang akan cepat paham jika disebut Payakumbuh. Walaupun hanya kota kecil tetap saja orang-orang dari Kabupaten 50 Kota bangga menyebutnya dan menjadi bagian darinya.
Dari segi pariwisata kota Payakumbuh jelas kalah dari Kabupaten 50 Kota. Ya iyalah kotanya hanya kecil itu. Tapi walaupun begitu tidak masalah jika wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten 50 Kota ketika diluar menyebut objek wisata yang mereka kunjungi berada di Payakumbuh. Sama dengan keadaan candi Borobudur walaupun berada di Magelang, karena dekat dengan Jogja wisatawan menganggap objek itu ada di Jogja. Jika ingin ke Borobudur orang ingatnya lewat Jogja bisa.
Secara keseluruhan objek wisata yang ada di dua daerah ini amatlah sangat banyak. Diantaranya meliputi:

-->

Asyiknya Berwisata di Payakumbuh-50 Kota

REP | 10 March 2012 | 01:19 Dibaca: 1750   Komentar: 2   1 aktual
Pernahkah anda mendengar Kabupaten 50 Kota? Atau kota Payakumbuh? Dimanakah itu? Masih di indonesiakah? Jelas masih. Kota dan kabupaten ini keduanya bagian dari wilayah administratif provinsi Sumatera Barat. Agar anda lebih paham mengenai seluk beluk kota Payakumbuh dan Kabupaten 50 Kota, dan tidak bertanya-tanya kenapa disebut 50 Kota silahkan untuk mengklik link yang telah ditautkan. Karena jika dijelaskan satu persatu akan menghabiskan banyak waktu. Tulisan ini akan sangat panjang jadinya.
Mungkin tidak banyak orang dari daerah lain mengenal yang namanya Kabupaten 50 Kota. Orang mungkin akan lebih cepat ingat dengan payakumbuh mungkin karena sudah menjadi “kota”. Biasanya pamor kota akan menjadi daya tarik tersendiri dikalangan masyarakat. Kadang orang-orang dari Kabupaten 50 Kota jika keluar daerah misalnya mereka akan mengatakan kalau mereka berasal dari Payakumbuh. Padahal sebebarnya dari Kabupaten 50 Kota. Mungkin orang akan cepat paham jika disebut Payakumbuh. Walaupun hanya kota kecil tetap saja orang-orang dari Kabupaten 50 Kota bangga menyebutnya dan menjadi bagian darinya.
Dari segi pariwisata kota Payakumbuh jelas kalah dari Kabupaten 50 Kota. Ya iyalah kotanya hanya kecil itu. Tapi walaupun begitu tidak masalah jika wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten 50 Kota ketika diluar menyebut objek wisata yang mereka kunjungi berada di Payakumbuh. Sama dengan keadaan candi Borobudur walaupun berada di Magelang, karena dekat dengan Jogja wisatawan menganggap objek itu ada di Jogja. Jika ingin ke Borobudur orang ingatnya lewat Jogja bisa.
Secara keseluruhan objek wisata yang ada di dua daerah ini amatlah sangat banyak. Diantaranya meliputi:
1. Ngalau Indah

1331292558958685805
Objek wisata ini sangat popular di Payakumbuh. Dekat dengan kantor walikota Payakumbuh. Juga dekat dengan perbatasan kota Payakumbuh dengan kabupaten tanah datar. Jadi ketika memasuki kota Payakumbuh dari arah Tanah Datar, Bukittinggi atau Padang maka objek wisata ini yang akan disambangi terlebih dahulu. Ketika memasuki ngalau dan meneruskan jalan setapak kita akan tiba di Puncak Marajo. Disana kita akan dapat melihat suasana kota Payakumbuh dari kejauhan. Di bawahnya juga ada kolam renang.
2. Masjid Tuo Koto Nan Ampek

13312930001820646534
Masjid Gadang Balai Nan Duo dimalam hari
Atau disebut juga Masjid Gadang dibangun pada masa penjajahan Belanda yang terletak dikelurahan Balai Nan Duo Koto Nan Ampek Payakumbuh. Bentuk aslinya yang masih terpelihara yang terdiri dari bahan-bahan kayu/papan dan pohon kelapa. Meskipun telah berusia + 100 tahun, namun masih tetap kuat dan utuh. objek wisata ini hanya berjarak 2 km sebelum memasuki pusat kota.

3. Bencah Tangkuluak

1331293438681674993
Bencah tangkuluak ini dibangun untuk mengenang kejadian tenggelamnya seorang anak  gadis yg durhaka pada ibunya... 

4. Lembah Harau
13312951152060614859
Inilah objek wisata yang amat terkenal dan kebanggaan kedua daerah ini. Berlokasi di daerah Sarilamak. Ibukota Kabupaten 50 Kota. Ditempat itu juga pernah dijadikan finish point Tour De Singkarak 2011. Disana anda akan menjumpai lembah yang hijau yang menenteramkan batin. Ada air terjun Sarasah Bunta dan Sarasah Tanggo. Juga ada kebun binatang kecil disana. Setelah puas bersantai di Lembah Harau. Ketika akan balik kita akan memandang kantor Bupati Lima Puluh Kota diatas bukit. Kelihatan sangat menarik.
Setelah itu jika diteruskan kita akan tiba di pusat kota Payakumbuh lagi. ibaratnya objek wisata tersebut saling berkaitan. Dan seperti memutar lokasinya. Jika anda banyak waktu bisa juga mengunjungi Nagari Maek (Mahat). Disana ada menhir (alat pemujaan animisme berbentuk batu tinggi) dan ada bukit yang bolong ditengahnya yang helicopter bisa lewat. Juga mampir ke Kampung Budaya Balai Kaliki. Jika dari arah Riau maka yang pertama akan disaksikan adalah Kelok Sambilan (Sembilan). Yang sekarang juga sedang dibangun jalan/jembatan layang.
Jika pada hari-hari tertentu, jika datang pada waktu yang tepat wisatawan juga bisa melihat suasana Pacu Kudo, Pacu Sampan dan Pacu Itiak. Itik yang dilempar lalu terbang kearah garis finish. Seru sekali. Itik-itiknya bisa terbang, he he he…
Di malam hari suasana pusat kota Payakumbuh sangat hidup dan bergairah. Banyak penjual yang menjajakan dagangannya. Kita bisa berwisata kuliner. Sebut saja goreng-gorengan, sate atau nasi padang, martabak kubang (manis) dan martabak mesir (daging) sampai sate Madura juga ada yang jual. Seru deh pokoknya kalau malam hari di pusat kota itu.
Untuk akomodasi dan transportasi jangan diragukan. Tidak usah pusing. Ongkosnya juga tidak terlalu mahal. Kalau ingin mengelilingi pusat kota Payakumbuh dengan Bendi juga silahkan. Lakukan penawaran yang pas dulu dengan yang punya Bendi.
Jika ingin oleh-oleh untuk orang tercinta wisatawan bisa membeli Batiah, Gelamai, Bareh Randang, Rendang Taluah, dan sebagainya. Pilih saja mana yang mau.
Jadi bagi anda yang tertarik mengunjunginya silahkan mampir. Dari Padang bisa naik bus arah ke Padang Panjang lalu Bukittinggi maka akan tiba di Payakumbuh-Kabupaten 50 Kota. Dari Pekanbaru (Riau) juga bisa naik bus tidak terlalu jauh lalu anda akan menginjakkan kaki di Payakumbuh-50 Kota.

Pariwisata Bukit Tinggi

Selasa, 16 April 2013

Activities can be done in Bukit Tinggi

The last objectives deliver the information regarding the activities that can be done in Bukit Tinggi. As Bukit Tinggi is not only the spot for honeymoon but also it have their own game spot or place to do some activities that unusually do at the city. These few activities shows the game/activities features that people can enjoy or experience the differences of Bukit Tinggi with another places.

Activities that can be done in Bukit Tinggi

Flying Fox

Paint Ball

High Rope Obstacle

Canopy Walk

Sports Complex Activities






Restaurant at Bukit Tinggi

As the fourth objectives, There are few restaurant that located in Bukit Tinggi Colmar Tropicale and the style meal serve is based from French style. Tourist can choose any restaurant that suit the taste and variety choice of food. These restaurant serve western food style and everyone can enjoy the meal well and affordable.


La CIGOGNE : French dining likes fois gras and choucroute, an Alsacian specialty

Le BLASON : Buffet breakfast, lunch, dinner and an international ala carte menu

La FLAMME : Pastries and pizza and the infamous tarte flambé.

Le PouLet Roti : Roast chicken, a favourite with kids.

La BOULANGERIE : variety of freshly baked breads and pastriesby our resident French baker.

Le VIN : Fine selection of cigars and French wines.







Place To stay at Bukit Tinggi

For the third objectives is on the lodging/place to stay when having vacation at Bukit Tinggi. The local and outsiders tourist can choose and booking where is the hotel that suitable for staying and comfortable for all. There are two hotels suggested and near with Bukit Tinggi.

Colmar Tropicale Hotel

The entrance of Colmar Tropicale Hotel


Superior and Family Room

3 bedroom suite

La Grande Suite


Suria Hill Country House


Suria Hill Country House

The View from Front

Deluxe Twin Room





Tuesday, 2 October 2011


Gallery of Bienvenue à Bukit Tinggi


Night View of Colmar Tropicale Berjaya Hills Bukit Tinggi

Berjaya Hills Bridge

Colmar Tropicale el Alsace moments during at night

Alsace Ballrooms

The Restaurants

Ryo Zan Tei Restaurant

Japanese Village waterfall

Berjaya Hills Horse Riding

Award Winning 18 holes golf

Japanese Village Golden Fish pool

Meranti Park Suite Bukit Tinggi






Video

View of Colmar Tropicale Berjaya Hills, Bukit Tinggi

Ulama


Syeikh Abdul Wahab Rokan dan Tarikat Naksyabandiah

Posted by pakcikli00 di 5 September 2011

Kendati telah wafat sejak sekitar 77 tahun silam, keberadaannya terasa di Kampung Babussalam, Tanjung Pura, Langkat, Sumatra Utara. Peziarah mengalir ke makamnya di kampung yang didirikannya. Syekh Abdul Wahab Rokan memang dikenal sebagai ulama ternama di Sumaera.
Lahir pada 19 Rabiul Akhir 1230 H (28 September 1811) di Kampung Danau Runda, Rantau Binuang Sakti, Negeri Tinggi, Rokan Tengah, Kab. Rokan hulu, Riau, Wahab tumbuh di lingkungan keluarga yang menjunjung agamanya. Nenek buyutnya, H Abdullah Tembusai, dikenal sebagai alim ulama besar yang disegani.
Salah seorang putra Abdullah Tembusai, bernama M Yasin menikah dengan Intan. Buah perkawinan itu melahirkan di antaranya Abdul Manap. Putra tertuanya ini, kemudian menikah dan melahirkan Syekh Wahab Rokan.
Dengan titisan darah demikian, Wahab sejak kecil terdidik, terutama untuk pelajaran agama. Demi menghapal AlQuran, Wahab kecil tak jarang bermalam, di rumah gurunya. Ia pun patuh pada guru, bahkan kerap mencucikan pakaian orang yang mendidiknya itu.
Keistimewaan telah tampak sejak Wahab masih bocah. Suatu ketika, saat orang terlelap pada dinihari, Wahab masih menekuni AlQuran. Mendadak muncul seorang tua mengajarinya membaca aLQuran. Setelah rampung satu khatam, orang tua itu menghilang.
Kesalihannya ini tak jarang mengalami godaan. Saat ia melanjutkan pendidikan di Tembusai, seorang wanita menggodanya, bahkan mengunci pintu tempat Wahab berada. Wahab terus melantunkan doa sehingga terlepas dari jebakan wanita yang tergila-gila padanya. Begitu pun, suatu ketika saat mandi di sungai, seorang gadis melarikan sarungnya.
Godaan itu tak membuat imannya meleleh. Bahkan, ia kian kukuh mendalami ilmu agama. Setelah dari Tambusai, ia pun ke Malaysia, untuk mendalami ilmu agama kepada Syekh H M Yusuf asal Minangkabau. Wahab yang tumbuh menjadi pemuda berdagang untuk menopang kehidupannya. Menariknya, berkat kesalihannya, ia menyuruh pembeli menimbang sendiri barang yang dibeli. Ini demi menghindarkan kecurangan.
Melanjutkan pendidikan ke MAkkah, ia belajar kepada beberapa guru, di antaranya Zaini Dahlan (mufti mazhab Syafii), Syekh Zainuddin Rawa. Terakhir, ia mendalami ilmu tarEkat kepada Syekh Sulaiman Zuhdi di puncak Jabal Abi Kubis. Sulaiman Zuhdi dikenal sebagai penganut tarEkat Naqsyabandiah.
Menyimak ketekunan muridnya, suatu ketika Sulaiman Zuhdi, resmi mengangkat Wahab sebagai khalifah besar. Penabalan itu diiringi dengan bai’ah dan pemberian silsilah tarekat Naqsyabandiyah yang berasal dari Nabi Muhammad SAW hingga kepada Sulaiman Zuhdi yang kemudian diteruskan kepada Wahab. Ijazahnya ditandai dengan dua cap. Ia pun mendapat gelar Al Khalidi Naqsyabandi.
Setelah kurang lebih enam tahun di MAkkah, ia kembali ke Riau. Di sana, ia yang saat itu berusia 58, mendirikan Kampung Mesjid. Dari sana, ia mengembangkan syiar agama dan tarEkat yang dianutnya, hingga Sumatra Utara dan Malaysia. Namanya pun semerbak. Raja di berbagai kerajaan di Riau dan Sumatra Utara mengundangnya.
Suatu ketika, Sultan Musa Al-Muazzamsyah dari Kerajaan Langkat, gundah. Putranya sakit parah dan akhirnya wafat. Rasa kehilangan ini tak terperikan. Syekh HM Nur yang — sahabat karib Wahab saat di MAkkah — menjadi pemuka agama di kerajaan, menyarankan agar Sultan bersuluk di bawah bimbingan Wahab. Sultan menyetujui dan mengundang Wahab.
Wahab pun datang ke Langkat. Ia mengajarkan tarEkat Naqsyahbandi dan bersuluk kepada Sultan. Setelah berulang bersuluk, Sultan Musa — yang belakangan melepaskan tahtanya dan memilih menekuni agama — memenuhi saran Wahab, menunaikan ibadah haji, sekaligus bersuluk kepada Sulaiman Zuhdi di Jabal Kubis.
Berkat kekariban hubungan guru-murid, Sultan Musa menyerahkan sebidang tanah di tepi Sungai Batang Serangan, sekitar 1 km dari Tanjung Pura. Sultan berharap gurunya dapat mengembangkan syiar agama dari tanah pemberiannya. Wahab menyetujui dan menamakan kampung itu Babussalam (pintu keselamatan). Maka pada 15 Syawal 1300 H, ia bersama ratusan pengikutnya, menetap di sana.
Babussalam berkembang menjadi kampung dengan otonomi khusus. Menjadi basis pengembangan tarEkat Naqsyahbandiyah di Sumatra Utara, Wahab membentuk ‘pemerintahan’ sendiri di kampung itu. Perangkatnya antara lain dengan membuat Lembaga Permusyawaratan Rakyat (Babul Funun).
Hingga kini, kampung itu terjaga sebagai pusat pengembangan tarekat Naqsyahbandiyah. Tetap mendapatkan perlakuan khusus dari Pemda setempat, aktivitas sehari-hari — ditandai dengan kegiatan suluk setiap hari — dipimpin khalifah. Saat ini khalifah kesepuluh Syekh H Hasyim yang memimpin.
Kendati terjalin erat, hubungan Wahab dan Sultan, tak berarti selalu harmonis. Bahkan antara keduanya sempat renggang, saat Wahab difitnah membuat uang palsu. Akibatnya, Sultan memerintahkan penggeledahan ke rumah Wahab. Kendati tak terbukti, bahkan saling memaafkan, Wahab seusai peristiwa itu pindah ke Malaysia. Kepindahannya ini kabarnya menyebabkan sumur minyak di Pangkalan Brandan surut penghasilannya.
Begitu pun, suatu kali penjajah Belanda ‘menekan’ Sultan. Dalihnya, berbekal potret Wahab, ditengarai Tuan Guru Babussalam — demikian panggilan kehormatannya — turut bertempur membantu pejuang Aceh melawan Belanda. Padahal, pada saat bersamaan, pengikutnya menegaskan Tuan Guru berdzikir di kamarnya.
Kembali ke Babussalam, setelah terharu menyaksikan kampung yang dibangunnya menyepi, Tuan Guru menetap di Babussalam. Bersama pengikutnya, ia kembali membangun Babussalam. Tak sekadar berkembang pesat, Tuan Guru bersama Babussalam tumbuh disegani. Tak ayal, Belanda berusaha menjinakkannya.
Maka pada 1 Jumadil Akhir 1241 H, Asisten Residen Van Aken, menyematkan bintang kehormatan kepadanya. Kendati demikian, tak berarti Tuan Guru, terpedaya. Bahkan, di saat prosesi penyematan, Tuan Guru dalam sambutan meminta Van Aken menyampaikan kepada Raja Belanda untuk masuk Islam. Menilai pemberian bintang itu sindiran, ia meminta pengikutnya lebih giat. Bintang kehormatan itu pun kemudian diserahkan kepada Sultan Langkat.
Kendati dikenal sebagai pemuka agama, tak berarti Tuan Guru tak memiliki kepedulian pada politik. Ia mengutus anaknya untuk menemui HOS Cokroaminoto pada 1913. Tujuannya untuk membicarakan pembukaan cabang Sarekat Islam di Babussalam. Tak lama kemudian, SI pun berdiri di kampung yang dipimpinnya.
Tuan Guru wafat di usia 115, pada 21 Jumadil Awal 1345 H (27 Desember 1926), meninggalkan 4 istri, 26 anak, dan puluhan cucu. Hingga kini, setiap peringatan hari wafat (haul), dirayakan besar-besaran. Ratusan pengikutnya yang memegang tarekat Naqsyahbandiah dari berbagai kota di Sumatra hingga Malaysia, dan Thailand hadir.
Silaturahmi di Negeri Seribuk Suluk
Para zurriyat, khalifah dan jamaah Babussalam terserak di dalam maupun luar negeri. Akibatnya silaturahmi menjadi longgar. Demi mengikat silahturahmi Ikatan Keluarga Babussalam Langkat menyelenggarakan silaturrahmi nasional (silatnas).
Berlangsung mulai 18 hingga 20 Oktober mendatang, silatnas diadakan di kampung kelahiran Syekh Abd Wahab Rokan, di Rantau Binuang Sakti yang dijuluki ‘Negeri Seribu Suluk’. Acaranya selain tabliqh akbar, haflah Alquran, juga istighasah Tareqat Naqsyabandiyah. Di hari terakhir (20/10), silatnas ditutup dengan ziarah ke makam ibu dan Syekh Abd Wahad dan ke makan Syekh Zainuddin. Kemudian diikuti ramah tamah sekitar seribu peserta silatnas.

AIR MERUA (MERTUA WATER)
objek wisata riau
Air terjun Aek Martua teletak di Kabupaten Rokan Hulu kawasan Pegunungan Bukit Barisan. Nuansa sejuk dan ademnya dengan panorama yang mempesona menjadikan Aek Martua menjadi objek yang layak untuk kita kunjungi. Air terjun Aek Martua memiliki tiga tingkatan dan kebanyakan orang menyebutnya sebagai air terjun seribu tangga. Panorama yang memancar dari air terjun ini adalah airnya yang bening layaknya air mineral dengan udara yang lembab dan suasana yang nyaman. Dari pintu masuk wisata ini untuk mencapai Air Terjun Seribu Tangga ini kita harus berjalan kaki menyeberangi jembatan gantung dan melewati hutan lindung sejauh 3 sampai 7 kilometer dari dasar bukit, kemudian kita akan menemui kuburan Petapa Cipogas dalam perjalanan. Hutan lindung yang menambah suasana refreshing mata serta pernafasan dari udaranya yang sejuk.

OBJECT WISATA CANDI MUARA TAKUS ( MUARA TAKUS TEMPLE )
Objek wisata Riau
Situs wisata Candi Muara Takus adalah sebuah candi yang terletak di Desa Muara Takus Kecamatan Tiga Belas Koto, Kabupaten Kampar, Riau. Candi ini merupakan peninggalan kerajaan Sriwijaya. Candi ini merupakan bukti sejarah perkembangan Agama Budha di Indonesia. Candi ini digunakan masyarakat beragama Budha untuk beribadah. Ciri dari bangunan candi tersebut yang menunjukkan bangunan tersebut merupakan bangunan agama Budha adalah karena adanya stupa. Ketika Anda mengunjungi candi Muara Takus, Anda akan melihat stupa di sekitar candi. Di dalam kompleks candi ini juga terdapat bebrapa candi seperti Candi Sulung, Candi Bungsu, Mahligai Stupa dan Mahligai Palangka. Bagi Anda yang beragama Islam, Anda tidak perlu takut mengunjungi candi ini, karena sekarang Situs Candi Muara Takus ini sudah tidak menjadi tempat perkembangan agama Budha lagi. Sekarang Candi Muara Takus sudah menjadi salah satu peninggalan sejarah pada masa kerajaan di Indonesia sekaligus sudah menjadi salah satu objek di Provinsi Riau.