Al QUR'AN TENTANG ROTASI BUMI

Jumat, 08 November 2013


Apakah ayat-ayat Al Qur’an dapat membuktikan tentang bentuk dan peredaran Bumi, Matahari dan bulan?
Orang-orang yang selalu mengingkari Keesaan Allah akan selalu mencaari-cari dan mengingkari kebenaran yang bersumber dari Ayat-ayat Allah SWT. Al Qur'an merupakan kitab yang mengajari dengan tegas dan jelas tentang keesaan Allah yaitu ; "TIDAK ADA TUHAN SELAIN ALLAH'. Maka Al Qur'an merupakan target bagi orang kafir untuk diingkarinya dengan berbagai cara yang mereka sukai. Salah satu yang ingin mereka ingkari dari ayat Al Qur'an adalah tentang kejadi Alam. Mereka melakukan tuduhan dengan menyatakan bahwa tidak ada pernyataan tegas di dalam Al Qur'an yang tertulis bahwa Bumi berbentuk bulat, tidak pula tertulis bahwa Bumi itu berputar pada porosnya, tidak ada pernyataan yang mengatakan bahwa matahari sebagai pusat orbit bumi yang beredar selama setahun dan bagaimanakah AL Qur'an membuktikan bahwa satu tahun itu sama dengan 12 bulan? Seolah mereka kecewa atas keterangan Al Qur'an yang tidak sesuai dengan bukti ilmiah yang ditemukan oleh sain medern. Mereka mengartikan ayat AL Qur'an secara harfiyah, tidak mungkin matahari itu terbenam pada satu tempat diujung bumi (ketika Zulkarnain melihat matahari terbenam di laut berwarna hitam, qs 18:86), terbit dan tenggelamnya matahari hanya menunjukkan bahwa matahari mengitari bumi ( kenyataan yang kontradiksi dengan sain). Mereka seolah menertawakan , matahari dan bulan saling berkejaran untuk saling mendahuli (qs 36:40).
Pertanyaan mereka adalah ; Apakah mungkin orang muslim mampu menggunakan akal pikirnya lalu menyimpulkan bahwa ayat-ayat Al Qur’an dapat membuktikan bahwa bumi berputar pada porosnya?, bulan mengellingi bumi selama jangka waktu satu bulan?, bumi berputar mengeliling matahari selama setahun?.
untuk maksud tersebut, sebagai orang muslim saya akan mencoba membahas dan menganalisa keterangan ayat-ayat Al Qur'an dan mencocokkannya dengan kejadian alam yang merupakan tanda-tanda untuk menganalisa dan mengambil kesimpulan dari keterangan yang ditulis dalam Al Qur'an.
Ayat Al Qur'an yang menerangkan tentang hubungan antara bumi, bulan dan matahari yang terlengkap , terdapat pada surat Yassin ayat 37 sampai dengan ayat 40 yang berbunyi ;
Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan,(37) dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.(38) Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua.(39) Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya. (qs Yaasin 36: 37- 40).
Dapatkah kita mnjelaskan keterangan ayat diatas untuk membuktikan fenomena antara bumi, bulan dan matahari?
Kata-kata yang tersusun dalam ayat -ayat diatas, jelas tertata dengan gaya bahasa yang tesusun sangat rapi dan penuh perhitungan sehingga siapapun akan menghayati keterangan menurut nalar masing-masing. Orang awam akan menerima keterangan ayat itu dengan apa adanya karena begitulah yang mereka saksikan setiap hari, sedangkan bagi para ulama islam akan mengamini keterangan tersebut sebagai rahmat dari Allah. Sementara para ilmuwan tidak akan puas sebelum membuktikan bahwa keterangan ayat tersebut harus bersesuaian dengan perkembangan ilmu pengetahuan (sain) dan peradaban manusia. Apakah ayat AL Qur'an yang diturunkan oleh Allah pada abad 6 Masehi tersebut masih relevan dengan bukti sain modern? Bagaimana metode pembuktiannya?
Kenyataan bahwa Bumi berbentuk bola dan berputar baru diakui setelah abad ke 8 M (dua abad setelah diturunkan Al Qur’an), sedangkan Bumi dan planet-planet beredar mengeliling matahari baru diakui dan ditemukan pada tahun 1512 oleh Kopernikus ( 10 abad setelah Al Qur’an diturunkan). Kemudian pada perkembangan selanjutnya pada abad ke 20 ditemukan bahwa matahari hanya bagian kecil dari gugusan bintang-bintang yang disebut Galaxy (teori Milky Way). Semua bintang-bintang dalam galaxy tersebut ternyata bergerak mengitari satu titik di jagat raya. Jadi dalam hal ini ternyata sains modern menyimpulkan bahwa matahari juga bergerak bersama-sama bintang-bintang lain didalam satu galaxy. Al Qur’an pada ayat 38 diatas , mengatakan bahwa matahari juga bergerak atau berjalan di tempat peredarannya pada Abad ke 6 M , jauh sebelum sains modern membuktikannya. Namun kalau kita perhatikan juga pada kata-kata di ayat 38 tersebut berbunyi “ matahari berjalan di tempat peredarannya”, pertanyaannya adalah “ Apakah artinya “ berjalan ditempat” lalu ditambahkan lagi dengan “ peredarannya”. Tidak ada kata lain yang bisa dimaknai kecuali “ diam ditempat dan bergerak dengan cara berotasi” , yang bermakna bahwa matahari itu bergerak pada posisi diam. Maka dapat disimpulkan bahwa matahari berotasi dalam posisi diam terhadap planet-planet lainnya. Mengapa Tuhan tidak menjelaskan saja dengan tegas bahwa matahari itu berotasi, tetapi menyampaikannya dengan petunjuk yang membingungkan bagi pakar sain? Mungkin saja Tuhan menyampaikannya dengan kata-kata kiasan agar masyarakat arab dan sahabat nabi tidak menjadi bingung dan akan menimbulkan perdebatan yang tidak perlu, karena yang perlu ditanamkan bagi mereka adalah ketaqwaan dan keimanan pada Allah untuk membangun masyarakat muslim yang kuat.
Menurut Firman Allah pada surat Al Jatsiyah ayat 13, bahwa kita harus mempelajari tentang keberadaan bumi dan benda-benda langit lainnya berdasarkan tanda-tanda yang terlihat dan menganalisa petunjuk yang difirmankanNYA, supaya dapat diambil pelajaran bagi orang-orang yang mau perpikir dan mensyukuri rahmat Allah ;
Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir.( Qs Al Jatsiyah 45: 13)
Perhatikanlah tanda – tanda kejadian alam kemudian lengkapi dengan keterangan ayat-ayat seperti dibawah ini ;
1. Dari firman Allah yang berbunyi
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal (qs Ali Imran 3:190)” .
Artinya kejadian siang dan malam berlangsung secara berulang-ulang dan terjadi setiap satu siklus yaitu Siang dan malam (24 jam). Yang menyebabkan siang adalah sinar matahari yang terbit di ufuk timur, sedangkan yang menyebabkan malam adalah terbenamnya matahari di barat. Apakah maksudnya matahari terbit di timur? Mungkinkah matahari terbit di suatu tempat di sebelah timur bumi? Begitu juga sebaliknya apakah ada tempat matahari terbenam di sebelah barat? Apakah kata-kata ini berupa kiasan atau dalam arti yang sebenarnya? Sekiranya matahari terbit-terbenam di sebelah timur- barat , maka terdapat dua kemungkinan yaitu; 1. bumi berbentuk dataran yang sangat luas , 2. Terdapat di suatu tempat di bumi dimana matahari keluar dari sarangnya lalu pulang lagi ke rumahnya di tempat yang lain. Tetapi kenapa matahari dapat terbit dan tenggelam pada tempat yang berbeda-beda di bumi? Kenyataan ini tergantung dari arah mana kita berada dan memandangnya? Kalau kita berada di tengah laut yang luas, maka matahari terbit dan tenggelam di laut, kalau kita berada di tengah padang pasir maka matahari terbit dan tenggelam di dalam tanah, kalau kita berada di sebuah pegunungan maka matahari hilang dan muncul dari balik bukit. Kesimpulannya adalah bahwa kata-kata terbit dan tenggelamnya matahari hanya berupa Gayabahasa untuk menyatakan arah pergerakan matahari. Untuk sementara kita mengambil kesimpulan bahwa matahari bergerak memutari permukaan bumi. Apakah benar demikian. Bagi orang yang berpikir akan berkesimpulan lain. Sebab ada dua kemungkinannya, matahari bergerak mengitari bumi atau mungkin juga bumi yang berputar. Bagaiman cara kita membuktikannya.? Tentu kita membutuhkan keterangan dari ayat-ayat al Qur’an yang lainnya. Sebab kita tidak dapat memilih satu kesimpulan dari dua kemungkinan , padahal petunjuk yang ada hanya satu . Maka kita perlu keterangan dari ayat-ayat lainnya.
2. Ayat yang kita gunakan untuk mendapatkan petunjuknya adalah surat Yaasin ayat 40; yang berbunyi “Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua.(39) , tidak mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing-masing beredar pada garis edarnya. (qs 36:40).”
Bagi orang yang berpikir, maka Ayat ini merupakan tanda tanda dan juga petunjuk untuk menjawab pertanyaan “ Apakah bumi atau matahari yang bergerak? Dan bagaimana hubungan antara pergerakan bulan, bumi dan matahari? Sebaliknya ayat diatas akan memberi peluang bagi penentang ayat-ayat Allah dan mendustai kebenaranNYA lalu mengatakan “ Mana mungkin matahari mengambil bulan dan apakah mungkin malam mendahului siang” Memangnya matahari dan bulan itu sedang balapan di jalur tol? Atau apakah bulan dan matahari itu saudara bertetangga yang sedang berkejar-kejaran? Suatu pertanyaan yang ke kanak-kanakan, suatu pertanyaan konyol , pertanyaan dari orang-orang yang selama ini terbelengggu oleh ajaran dogmatis.
Kalau kita amati keterangan ayat diatas, maka kita dapat mengambil beberapa pelajaran dan kemudian menyimpulkannya ;
• Pada saat terjadinya perubahan manzilah-manzilah cahaya di bulan, kita dapat mengamati bahwa bagian bulan yang bercahaya selalu menghadap kearah datangnya sinar matahari. Pada waktu malam hari, kita melihat bulan bercahaya pada bagian sebelah barat atau searah dengan tempat matahari terbenam, dan ketika kita melihat bulan di siang hari maka kita melihat bagian bulan yang bercahaya di arah matahari terbit ( sebelah timur) yang tergantung kepada sisi pandang kita kepada bulan, matahari dan bumi. Pada permukaan bulan itu terdapat bagian yang tertimpa cahaya terang dan bagian yang lainnya tidak bercahaya. Ini membuktikan bahwa bagian bulan yang terang tersebut adalah bagian yang memantulkan sinar matahari. Hal ini berarti bahwa bulan mendapat sinar dari matahari yang merupakan sumber sinar yang sama diterima oleh bumi. Matahari tentu letaknya jauh sekali. Hal ini dibuktikan ketika pada malam hari kita masih dapat melihat cahaya bulan dan tidak mungkin bumi merupakan dataran luas karena akan menutupi atau menghalangi sinarnya kearah bulan. Ukuran cahaya bulan itu ataupun manzilanya akan selalu berubah-ubah sekali dalam jangka 24 jam selama waktu sebulan. Inilah yang disebut dengan manzilah-manzilah yang selalu berubah-ubah. Kalau diamati manzilah itu berjumlah 28 perubahan bentuk. Yaitu mulai dari bentuk bulan sabit – ke bulat penuh (purnama)- dan kembali lagi ke bentuk sabit yang arahnya berlawanan dari bentuk sabit pertama. Pada Ayat diatas, Allah mengistilahkan dengan kata-kata tandan, karena bengkoknya sabit mirip dengan tandan buah pisang. Pada 28 hari berikutnya akan terjadi siklus yang sama lalu dimulai lagi dari awal. Perubahan bentuk manzilah-manzilah bulan serta arah cahayanya selalu mengarah ke sumber sinar matahari, maka hanya ada satu kemungkinannya yaitu “bulan berbentuk bola” karena hanya bola yang mampu menghasilkan bayangan berbentuk sabit atau tandan buah pisang dan tidak mungkin bulan itu berbentuk lingkaran ( seperti sebuah cermin berbentuk lingkaran).
• Kita sudah membuat kesimpualan bahwa bulan berbentuk bola. Sekarang bagaimana membuktikan bumi itu berbentuk bola dan apakah bulan mengeliling bumi atau sebaliknya ?. Kalau kita perhatikan pernyataan bahwa manzilah-manzilah bulan itu selalu berubah dari hari kehari ( siang dan malam ) selama 28 hari. Kemudian sambil mengamati perubahan manzilah , kita juga mengamati perjalanan matahari (terbit dan terbenam) yang gerakkannya selalu kearah barat setiap hari. Maka dapat disimpulkan bahwa bulan lah yang mengelilingi bumi selama 28 hari. Bulan dan bumi sama-sama berbentuk bola dan menerima satu sumber sinar yaitu dari matahari yang tempat yang jauh sekali. Tidak mungkin bulan dan matahari mengelilingi bumi bersamaan. Kalau bulan dan matahari mengeliling bumi bersamaan, tentunya bentuk manzilah-manzilah bulan akan selalu berubah – ubah selama 24 jam , tergantung dari arah mana matahari menyinari bulan yang terlihat dari bumi.
• Pertanyaan selanjutnya adalah “ apakah matahari yang mengelilingi bumi atau sebaliknya?’ sekiranya matahari yang mengelilingi bumi maka tentu saja bentuk-bentuk manzilah dari cahaya bulan akan mengalami perubahan bentuk selama 24 jam. Sementara yang kita saksikan adalah manzilah bulan itu berubah bentuknya hanya 1 kali dalam 24 jam. Maka kesimpulannya berikut adalah bahwa “ tidak mungkin matahari mengelilingi bumi “. Lalu kenapa terjadi siang dan malam? Maka jawaban yang paling tepat adalah “bumi berputar pada porosnya” sementara matahari diam ditempat yang jauh. Hal ini dibuktikan dengan terjadinya siang dan malam secara bergantian sesuai dengan rotasi bumi. Jadi dapat disimpulkan bahwa Bumi berotasi pada sumbunya dengan siklus 24 jam untuk sekali putar. Kalau Bumi ini berputar pada porosnya, hal ini berarti bahwa bumi bergerak mengelilingi porosnya dan manusia bagaikan sedang beraktivitas diatas kendaraan yang besar. Pertanyaannya adalah ; Apakah ada keterangan di dalam Al Qur'an yang menunjukkan bahwa Bumi ini bergerak?. Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa tidak ada ayat yang menegaskan tentang rotasi bumi di dalam Al Qur'an, tetapi Allah menyampaikannya tanda-tandanya dengan gayabahasa yang selalu menimbulkan teka-teki sebagai petunjuk. Ayat yang dapat digunakan untuk menganalisa bahwa bumi ini bergerak , dapat kita pelajari dari surat An Naml ayat 88 yang berbunyi ;
Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(qs An Naml 27:88).
Tentu saja keterangan ayat ini merupakan tanda-tanda atau petunjuk. Allah menyampaikan FirmanNYa dengan kata kiasan dengan makna yang sangat luas. Ayat ini bermakna bahwa gunung itu tidak diam ditempatnya, tetapi bergerak. Berdasarkan hasil penemuan pakar Geologi, menyatakan bahwa lempeng lapisan bumi selalu bergerak yang dapat menimbulkan gempa tektonik yang di-akibat-kan oleh terjadinya tabrakan, lipatan dan retakan, walaupn gerakkan ini hanya beberapa centimeter pertahunnya. Tetapi pergerakan ini terlalu kecil kalau dibandingkan dengan gerakan bumi akibat rotasinya. Artinya ayat ini juga menjelaskan bahwa gunung itu bergerak karena dia berada diatas bumi yang bergerak. Hal ini juga berarti bahwa apapun yang berada diatas bumi akan ikut bergerak karena dia berada diatas pergerakan bumi. Bahkan awan yang berada di udara juga ikut bergerak bersama rotasi bumi, sesuai dengan petunjuk ayat diatas.
3. Telah dapat disimpulkan dari keterangan ayat-ayat Al Qur’an diatas bahwa bumi berbetuk bola dan berputar selama 24 jam pada sumbunya, matahari diam memberikan cahayanya dari jauh, sementara bulan bergerak mengelilingi bumi salama 28 hari, dan akhirnya kita juga dapat menyimpulkan bahwa bumi dan bulan sama-sama tidak menghasilkan sinar tetapi menerima sinar dari matahari. pertanyaannya adalah ; Apakah ada ayat di dalam Al Qur'an yang menjelaskan bahwa bulan menghasilkan cahaya pantulan dari matahari. Tentu saja Allah tidak menjelaskan dengan detail tentang bulan yang memantulkan sinar dari matahari, tetapi pada surat Nuh ayat 16 menyatakan ;
Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita?( Qs Nuh 71:16)
pada ayat diatas, Allah SWT telah memberikan petunjuk kepada orang yang berpikir bahwa terdapat 2 istilah yang berbeda dalam memaknai arti cahaya. Ayat diatas menggunakan istilah "Nur" untuk cahaya yang dihasil oleh bulan dan "Syamsa Siraajan" untuk matahari yang bersinar bagai pelita. Artinya Matahari bersifat bagaikan pelita, obor atau lampu yang menjadi sumber cahaya untuk bulan sehingga dia memantulkan sinar itu. Allah telah memberikan petunjuk yang benar tentang teori"Pemantulan sinar" , jauh sebelum sain dapat membuktikannnya secara ilmiah.
4. Jadi benarlah apa yang disampaikan oleh firman Allah pada ayat-ayat Al Qur’an diatas. Firman Allah dalam Al Qur’an tidak bertentangan dengan penemuan sain. Hanya orang-orang yang beriman dan berpikir yang mampu memikirkan teka-teki atau petunjuk yang di sampaikan oleh Allah dalam soal ayat diatas.
5. Pertanyaan berikutnya apakah ada Firman Allah di dalam Al Qur’an yang menjelaskan “Berapa bulankah lamanya satu tahun itu? Untuk itu kita merujuk padasurat At Taubah ayat 36 yang berbunyi ;
Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.(Qs At Taubah 9:36)
Keterangan Allah diatas menunjukkaan bahwa apabila siklus manzilah-mazilah bulan telah berjalan sebanyak 12 kali (12 x 28 hari) maka itu dikatakan sebagai hitungan satu tahun. Dalam hitungan sebenarnya ada bulan yang berjumlah 29 hari dan ada yang berjumlah 28 hari, dan ini dapat dijadikan pentunuk untuk menentukan jumlah hari dalam satu tahun.
Pertanyaannya adalah kenapa satu tahun itu sama 12 bulan? Kenapa tidak lebih atau tidak kurang dari bilangan tersebut?
Untuk menjawab pertanyaan ini , maka kita harus memperhatikan tanda-tanda alam yaitu bagaimana posisi antara bulan dan matahari yang terlihat dari bumi sesuai dengan keterangan Allah pada surat Yasin ayat 40 yang berbunyi ;
Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya. (qs Yaasin 36:40).
Arti dan makna dari ayat diatas menunjukkan bahwa seolah-olah bulan dan matahari bergerak beriiring-iringan dari Timur menuju Barat. Keduanya tidak pernah saling mendahului dan keduanya juga tidak pernah bertabrakan. Kecuali pada saat tejadinya peristiwa gerhana matahari. Peristiwa gerhana matahari tersebut merupakan kejadian yang dapat memberikan petunjuk bahwa letak matahari berada jauh dibalik bulan dan mereka tidak bertabrakan tetapi berselisih. Artinya garis edar atau jalur edar antara bulan dan matahari berbeda, sesuai dengan kata-kata “ masing-masing beredar (berjalan) pada pada garis edarnya (jalurnya)”.
Pertanyaan selanjutnya adalah ; “Kenapa terjadi peristiwa gerhana matahari atau gerhana bulan? Berapa kalikah terjadi peristiwa gerhana matahari dalam setahun?. Apabila kita perhatikan dan amati pada satu tempat du bumi, posisi antara bulan dan matahari dalam setahun , maka pada suatu hari dalam tahun itu kita akan menyaksikan posisi dimana bulan dan matahari berada pada posisi paling dekat. Apabila posisi terdekat itu tercapai , maka pada satu saat (jam tertentu ) di siang hari tersebut, matahari akan berimpit atau berselisih dengan bulan dan beberapa saat kemudian bulan akan mendahului matahari, seolah-olah bulan lebih cepat dari matahari. Padahal bukan demkian, karena rotasi bumilah yang menyebabkan seolah-olah bulan yang berjalan lebih cepat, itu disebabkan karena matahari jauh sekali berada di balik bulan. Untuk membuktikannya, kita dapat mengamati fenomena alam yaitu ketika kita naik kendaraan yang melaju cepat, dimana seolah-olah pohon kayu atau tiang listrik yang berada disisi jalan akan bergerak lebih cepat kebelakang dibandingkan sebuah gunung yang jauh dibelakang pohon itu. Posisi terdekat antara bulan dan matahari inihanya terjadi sekali dalam setahun , atau setiap 12 bulan. Maka dapat kita simpulkan bahwa bumi dan bulan bergerak bersama sama mengitari matahari yang lamanya adalah setiap 12 bulan. Artinya Bumi mengeliling matahari dalam satu siklus atau satu putaran yaitu 12 bulan (ini kalau berdasarkan perhitung bulan).
Dapat disimpulkan juga bahwa bulan merupakan satelitnya bumi karena bulan selalu mengitari bumi. lamanya bulan mengelilingi bumi adalah 28 sampai dengan 29 hari.
Pertanyaannya berikutnya adalah ; Apakah Bulan berotasi atau tidak ? Sekali lagi kita tidak menemukan keterangan di dalam Al Qur'an yang menyatakan tentang apakah bulan itu berotasi atau tidak. Tetapi tanda-tanda permukaan bulan yang dapat disaksikan dari bumi, kita dapat menganalisa apakah bulan itu berotasi atau tidak. Perhatikan dan amati permukaan bulan pada saat bulan purnama. Amati mulai pada saat bulan muncul di ujung paling timur bumi, lalu amati terus pergerakan bulan itu sampai dia menuju ujung paling barat. Pada saat bulan terbit di ufuk timur, maka kita dapat menyaksikan pada permukaan bulan itu sesuatu bentuk berupa pohon Beringin yang besar yang posisinya terbalik ( akarnya diatas dan batang serta daunnya kearah bawah), sering disebut dengan Pohon beringin Sunsang (terbalik). Tetapi kalau kita saksikan pada saat dia akan terbenam diufuk Barat , maka kita akan menyaksikan gambar pohon Beringin di permukaan bulan tersebut tidak terbalik (seolah-olah pohon beringin benaran). Hasil penelitian pakar Antariksa menunjukan bahwa gambaran pohon beringin itu disebabkan karena adanya lembah-lembah yang dalam dipermukaan bulan akibat jatuhan meteor dahulu kala, sehingga membentuk bayangan berbentuk pohon beringin. Jadi tanda-tanda ini menyimpulkan bagi kita, bahwa bulan tidak berputar pada sumbunya atau tidak mengalami rotasi sebagaimana bumi. Sekiranya bulan berotasi, maka kita akan menyaksikan gambaran pohon beringin dipermukaan bulan itu ikut bergerak dan berotasi. Namun kita tidak pernah menyaksikan gambaran pohon beringin itu berputar dari dulu sampai sekarang.
Dapatlah kita bayangkan, sekiranya Allah SWT memberikan beberapa buah satelit untuk bumi, sepertihalnya planet Yupiter yang mempunyai 14 buah bulan. Maka perhitungan waktu akan menjadi lebih rumit. Atau sebaliknya sekiranya bumi tidak memiliki bulan sepertihalnya planet Saturnus yang hanya memiliki beberapa cincin, maka perhitungan waktu akan sangat rumit.
Begitulah Allah dengan sangat hati-hati menyampaikan keterangan ayat-ayatnya dengan tata bahasa tersusun rapi dan penuh perhitungan sehingga siapapun dapat menerima kebenarannya baik dengan kepatuhan iman kepada ALlah maupun secara logika berpikir. Padahal ayat ini diturunkan oleh Allah pada 15 Abad yang lalu dan sampai sekarang terbukti kebenarannya.
Semoga keteranga ini akan menjadi renungan dan menambah kesadaran bagi yang beriman kepada Allah. Maha Benar Allah dengan segala FirmanNYA.